Manifesto Aceh adalah sebuah negeri yang tumbuh dengan nilai-nilai perjuangan yang diakui oleh bangsa-bangsa lain, sekaligus diakui oleh bangsa Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak heran jika Aceh pernah dikenal sebagai salah satu dari lima kerajaan Islam besar di dunia. Kerajaan lainnya adalah Kerajaan Islam Aspahan, Kerajaan Islam Agra, Kerajaan Islam Ottoman Turki, dan Kerajaan Islam Persia. Bangsa Indonesia juga mengakui karakter khas sejarah perjuangan rakyat Aceh yang memiliki ketahanan dan daya juang tinggi. Ketahanan dan daya juang tinggi tersebut bersumber dari pandangan hidup yang berlandaskan Islam yang melahirkan budaya yang kuat sehingga Aceh menjadi daerah modal bagi perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daya juang yang tinggi itu milik semua rakyat Aceh, termasuk perempuan. Dari sekian banyak pemimpin Aceh yang bergelar sultan, juga ada yang bergelar sultanah, yaitu Tajul Alam Safiatuddin Syah, Sri Ratu Nur Alam Nakiatuddin Syah, Sri Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, dan Sri Ratu Kamalatuddin Syah. Perempuan Aceh juga ambil bagian aktif dalam berbagai bidang perjuangan lainnya, seperti di militer yaitu Laksamana Keumalahayati atau Malahayati yang diakui sebagai laksamana perempuan pertama di dunia dan pembentuk pasukan Inong Balee. Pada 2017 ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan UNESCO menetapkan hari lahir Laksamana Malahayati 1 Januari 1550 jadi hari perayaan internasional.